Senin, 29 April 2024

Week – 7 NO FIGHTING -- May 19th 2024

Tujuan                       : Anak-anak mengerti ketika mereka mengalah bukan berarti mereka kalah, justru sebaliknya mereka akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Super kebenaran    : YIELDING DOES NOT MEAN LOSING

Ayat Hafalan            : Amsal 15:18 (BIS)

Orang yang cepat marah menimbulkan pertengkaran, orang yang sabar membawa perdamaian.

Proverbs 15:18 (NLT)

A hot-tempered person starts fights; a cool-tempered person stops them.

Ayat Penuntun        : Kejadian 26:12-33 (Genesis 26:12-33)

 

Games

Tarik tambang. Atau games lain yang berhubungan dengan adu kekuatan. Bisa juga panco atau arm wrestle tapi disarankan untuk anak-anak yang kelas besar atau orang dewasa.

 

Pembuka

Ceritakan beberapa ilustrasi kejadian di bawah ini :

Tentang adik kakak yang sedang memperebutkan barang. Pada awalnya mereka otot-ototan untuk memperebutkan sebuah mainan, tetapi kemudian sang kakak memutuskan untuk mengalah, ia membiarkan adiknya untuk memainkan mainan tersebut. Dari ilustrasi di atas, terlihat seolah-olah sang adik yang menang. Tetapi orangtua mereka melihat kejadian ini, mereka melihat bagaimana sang kakak mau mengalah. Maka di mata orangtua mereka, sang kakaklah pemenangnya, orangtua pun menjadi semakin sayang terhadap sang kakak.

Ketika berada di dalam mobil sedang perjalanan di dalam tol, ayah melihat banyak mobil berjalan dengan kencang. Ada satu mobil yang terlihat mengebut, menyetir dengan mengundang bahaya. Ayah kita memutuskan untuk mengalah, dengan memberi jalan terlebih dahulu terhadap mobil tersebut. Dari ilustrasi ini, terlihat seolah-olah mobil tersebut yang menang. Tetapi yang terjadi adalah ayah yang menang, ia bisa menguasai diri, tidak terpancing emosi demi keselamatan seluruh keluarganya di dalam kendaraan.

Dari beberapa ilustrasi di atas, kita melihat beberapa kejadian tentang mengalah, bahwa mengalah bukan berarti kalah, tetapi ada hal-hal baik yang dapat diperoleh dengan mengalah. Hari ini kita akan mendengarkan cerita kejadian tentang mengalah di dalam Alkitab, yuk kita dengarkan ceritanya!

 

Cerita : Ishak

Ishak menaburkan bibit untuk bercocok tanam di negeri itu, dan tahun itu mendapat hasil seratus kali lipat dari yang ditaburkannya, karena TUHAN memberkati dia. Kekayaannya semakin bertambah dan ia menjadi kaya raya. Orang Filistin cemburu kepadanya karena ia mempunyai banyak hamba, kawanan domba dan sapi. Lalu mereka menimbuni dengan tanah semua sumur yang telah digali oleh hamba-hamba Abraham semasa ia masih hidup.

Kemudian Abimelekh berkata kepada Ishak, "Pergilah dari negeri kami. Engkau sudah lebih berkuasa dari kami." Jadi pergilah Ishak dan berkemah di Lembah Gerar. Di situ ia tinggal beberapa lamanya. Dia menggali kembali sumur-sumur yang telah digali pada zaman Abraham dan yang telah ditimbuni dengan tanah oleh orang Filistin sepeninggal Abraham. Sumur-sumur itu diberi nama yang sama seperti yang diberikan ayahnya.

Hamba-hamba Ishak menggali sumur di Lembah Gerar itu dan menemukan air berlimpah-limpah. Tetapi para gembala di Gerar bertengkar dengan para gembala Ishak. Kata mereka, "Air ini milik kami." Karena itu Ishak menamakan sumur itu "Pertengkaran". Hamba-hamba Ishak menggali sumur yang lain lagi, maka terjadilah pertengkaran mengenai sumur itu juga. Karena itu, Ishak menamakan sumur itu "Permusuhan".

Kemudian ia pindah dari situ dan menggali sumur yang ketiga. Kali ini tidak terjadi pertengkaran. Karena itu, Ishak menamakan sumur itu "Kebebasan". Katanya, "Sekarang TUHAN telah memberi kita kebebasan untuk tinggal di negeri ini, dan kita akan menjadi makmur di sini." Kemudian Ishak berangkat dan tiba di Bersyeba.

Pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berkata, "Akulah Allah ayahmu Abraham. Jangan takut; Aku melindungimu. Aku akan memberkatimu dan memberi kepadamu keturunan yang banyak karena janji-Ku kepada hamba-Ku Abraham." Lalu Ishak mendirikan mezbah dan menyembah TUHAN di tempat itu. Ia berkemah di situ dan hamba-hambanya menggali sumur yang lain.

Pada suatu hari datanglah Abimelekh dari Gerar, dengan Ahuzat, penasihatnya, dan Pikhol, panglima tentaranya, untuk menemui Ishak. Maka bertanyalah Ishak, "Mengapa kalian datang menemui saya sekarang, padahal dahulu kalian memusuhi dan mengusir saya dari negeri kalian?" Lalu mereka menjawab, "Sekarang kami tahu bahwa TUHAN melindungi engkau dan pada hemat kami sebaiknya kita mengadakan perjanjian. Bersumpahlah bahwa engkau tidak akan berbuat jahat terhadap kami, sebagaimana kami pun tidak pernah berbuat jahat terhadapmu. Kami telah bersikap baik terhadapmu dan membiarkan engkau pergi dengan damai. Sudah jelas bagi kami bahwa TUHAN memberkati engkau."

Kemudian Ishak menjamu mereka, dan mereka makan dan minum. Keesokan harinya pagi-pagi masing-masing mengucapkan janji yang disahkan dengan sumpah. Lalu Ishak mengucapkan selamat jalan kepada mereka dan berpisahlah mereka sebagai sahabat. Pada hari itu juga hamba-hamba Ishak datang dan melaporkan kepadanya tentang sumur yang telah mereka gali. Kata mereka, "Kami telah mendapatkan air." Lalu Ishak menamakan sumur itu "Sumpah". Itulah asal mulanya kota itu dinamakan Bersyeba.

 

Penutup

Hari ini kita mendengar cerita Ishak memilih mengalah kepada Abimelekh. Dan seperti yang tadi saya sampaikan di awal, bahwa mengalah ini bukan selalu kalah, melainkan terkadang dengan mengalah, maka kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Dan begitupula yang diperoleh Ishak, Tuhan memberkati hidup Ishak dengan luar biasa.

Tuhan Yesus sendiri adalah contoh teladan terbaik tentang mengalah. Dalam cerita bulan lalu, ketika Ia difitnah, disiksa, disalib, Ia membiarkan ini semua terjadi, Ia mengalah untuk mendapatkan hidup kita, supaya kita beroleh hidup yang kekal!

Mengalah bisa kita lakukan dengan melakukan beberapa hal praktis di bawah ini :

·      Menggunakan mainan dengan adik kakak secara bergantian.

·      Berbesar hati ketika kalah lomba.

·      Menghindari pertengkaran dengan orang yang lebih tua.

Ingatlah bahwa mengalah bukan berarti kalah.  YIELDING DOES NOT MEAN LOSING.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar