Senin, 29 April 2024

Week – 6 PEACEMAKER -- May 12th 2024

 Tujuan                       : Anak-anak mengerti dan mau berusaha untuk menjadi anak-anak yang mengusahakan kedamaian di manapun mereka berada.

Super kebenaran    : LET’S BE A PEACEMAKER

Ayat Hafalan            : Roma 12:18 (BIS)

Dari pihakmu, berusahalah sedapat mungkin untuk hidup damai dengan semua orang.

Romans 12:18 (NLT)

Do all that you can to live in peace with everyone.

Ayat Penuntun        : Kejadian 13:1-18 (Genesis 13:1-18)

 

Games

Menjatuhkan gelas plastik menggunakan balon.

Sediakan 10 gelas plastik masing-masing peserta 5 gelas, lalu masing-masing peserta memegang balon yang masih belum ditiup. Cara mainnya peserta meniup balon lalu menjatuhkan gelas dengan menggunakan angin dari balon yang ditiup tadi.

 

Pembuka

Bawalah sebuah gambar termometer dan termostat. Atau jika memiliki kedua barang ini, bisa dibawa untuk ditunjukkan kepada anak-anak. Dan jelaskan fungsi dari kedua benda ini!

 




 

Thermometer : selalu mengikuti suhu ruang, ia mengukur ketika suhu ruangan naik atau suhu ruangan turun.

 

Thermostat : mengatur sirkulasi pendinginan mesin untuk mencegah terjadinya overheat pada mesin.

 

Dari kedua benda ini, kita bisa melihat, bahwa thermometer selalu mengikuti suhu ruangan, ketika di ruangan tertentu suhunya panas, ia akan ikut panas. Berbeda dengan thermostat, ketika suhu ruangan panas, ia bisa mengatur untuk mendinginkan suasana di ruangan. 

Pernahkah kalian berada dalam situasi “panas”? Situasi panas disini bukan karena cuaca panas ya, tetapi lebih tepatnya kalian berada di tengah-tengah pertengkaran atau perselisihan. Entah di rumah, di sekolah, atau dimanapun kalian berada.  Apa yang akan kalian lakukan? Menjadi seperti thermometer atau menjadi thermostat? Hari ini kita akan mendengarkan cerita tentang Abram dan Lot, dimana keduanya ditempatkan dalam situasi yang memanas…. Yuk kita dengarkan ceritanya, apa respon mereka!

 

Cerita : Abraham dan Lot

Abram meninggalkan Mesir dan pergi ke arah utara, menuju ke bagian selatan Kanaan dengan istrinya serta segala miliknya, dan Lot ikut juga. Abram kaya raya; ia memiliki domba, kambing, sapi, juga perak dan emas. Maka pergilah ia dari satu tempat ke tempat yang lain, menuju ke Betel. Ia sampai ke daerah di antara Betel dan Ai, di tempat keramat di mana ia dahulu berkemah dan mendirikan mezbah. Di situ ia menyembah TUHAN.

Lot juga mempunyai keluarga dan hamba-hamba serta domba, kambing dan sapi. Karena itu tanah di situ tidak cukup padang rumputnya untuk didiami mereka berdua, sebab ternak mereka terlalu banyak. Lalu terjadilah pertengkaran antara para gembala Abram dan para gembala Lot. (Pada masa itu orang Kanaan dan orang Feris masih mendiami tanah itu).

Abram berkata kepada Lot, "Kita ini bersaudara, tidak baik jika orang-orangmu dan orang-orangku saling bertengkar. Sebab itu sebaiknya kita berpisah. Pilihlah bagian mana dari tanah ini yang kausukai. Jika engkau pergi ke arah ini, saya akan pergi ke arah yang lain." Lot memandang ke sekitarnya dan dilihatnya bahwa seluruh Lembah Yordan, sampai ke kota Zoar banyak airnya, seperti Taman TUHAN atau seperti tanah Mesir. (Begitulah keadaannya sebelum TUHAN memusnahkan kota-kota Sodom dan Gomora.) Akhirnya Lot memilih seluruh Lembah Yordan itu, lalu berangkat ke timur. Demikianlah kedua orang itu berpisah.

Abram tetap tinggal di tanah Kanaan, sedangkan Lot berkemah di kota-kota di lembah sampai dekat Sodom. Kota Sodom itu didiami oleh orang-orang yang sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.

Setelah Lot pergi, TUHAN berkata kepada Abram, "Dari tempat engkau berdiri itu, pandanglah baik-baik ke segala arah; Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu seluruh tanah yang engkau lihat itu supaya menjadi milikmu selama-lamanya. Aku akan memberikan kepadamu keturunan yang sangat banyak, sehingga tak seorang pun sanggup menghitung mereka. Sebagaimana orang tak dapat menghitung debu di tanah, demikian juga keturunanmu tidak akan dapat dihitung. Sekarang, jelajahilah seluruh tanah ini, sebab Aku akan memberikannya kepadamu."

Setelah itu Abram memindahkan perkemahannya lalu menetap di dekat pohon-pohon keramat tempat ibadat di Mamre dekat Hebron, dan di situ ia mendirikan mezbah bagi TUHAN.

 

Penutup

Dari cerita yang baru saja kita dengar, kita bisa melihat bahwa Abram memilih menjadi thermostat, ia mendinginkan suasana yang tidak enak dengan Lot. Ia tahu jika hal ini dibiarkan terus menerus , maka perkelahian akan tidak bisa dihindari. Meski Abram lebih tua dan seharusnya punya hak lebih untuk memilih, tetapi Ia membiarkan Lot memilih terlebih dahulu.Apa yang membuat Abram mampu melakukan hal ini? Abram dekat dengan Tuhan dan ketika seseorang dekat dengan Tuhan, maka kita akan bisa melihat buah roh yang dihasilkan adalah buah roh yang baik, salah satunya adalah ada damai sejahtera dalam hati Abram. Hati Abram dimampukan untuk mendinginkan suasana, ia dimampukan untuk menjadi peacemaker dimanapun ia berada.

 

(Bawalah sebuah kipas angin ke dalam ruangan). Minta anak-anak untuk merasakan tiupan udara dari kipas tersebut. Jelaskan kepada anak-anak bahwa peacemaker selalu meniupkan kesejukan, membuat orang lega dan sukacita, karena di tengah situasi panas, ada yang memberikan angin yang bisa meredakan panasnya suasana. LET’S BE A PEACEMAKER.

Pernah ga waktu kita lagi marah ada orang di sekitar kita entah teman atau saudara kita justru manas-manasin atau menambahkan kalimat atau tindakan yang buat kita jadi semakin marah dan jengkel, atau mungkin justru kita yang melakukan ketika ada teman atau saudara kita yang lagi marah kita justru membuat mereka semakin menjadi-jadi marahnya?

Coba ceritakan juga cerita pribadi anda ketika anda pernah di situasi yang seperti itu.

Ketika ada yang marah ketika kita berusaha untuk meredam kemarahan orang lain tersebut itu seperti kita memberikan angin yang sejuk seperti kipas angin ini, bukan justru memberikan angin panas. Kita mau sama-sama minta Tuhan untuk menolong kita menjadi peacemaker dimanapun kita berada. Kita katakan sama-sama LET’S BE A PEACEMAKER.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar