Tujuan : Anak-anak mengerti bahwa Tuhan tidak pernah lupa akan janjiNya karena janji Tuhan pasti akan terjadi, tetapi sesuai dengan waktunya Tuhan.
Super Kebenaran : When the time is right, God will make it happen.
Ayat Hafalan : 2 Petrus 3:9a (BIS)
Tuhan tidak lambat memberikan apa yang telah dijanjikan-Nya.
Ayat Penuntun : Kejadian 12:1-9; 15:1-6; 17:1-8; 17:15-27; 21:1-7
Pembuka
Di tahun 2020 ini tema besar kita adalah “I AM AWESOME!!” dan di tahun 2020 ini sepanjang tahun kita akan membahas dengan menggunakan binatang atau hewan. Dan di bulan Januari dan Februari ini temanya adalah PETS WORLD atau hewan peliharaan.
Minggu ini kita akan membahas tentang Turtle atau kura-kura. Pernah lihat kura-kura? Kebanyakan kita pasti pernah lihat kura-kura dan bahkan mungkin ada dari kita yang memelihara kura-kura di rumah. Hal yang kita semua pasti tahu tentang kura-kura adalah kura-kura adalah binatang yang sangat lambat atau pelan. Bahkan ada cerita tentang kura-kura dan kelinci yang menceritakan bagaimana sombongnya kelinci karena kelinci tersebut sangat lincah sedangkan kura-kura sangat lambat. Meskipun akhirnya kura-kura berhasil memenangkan lomba lari tersebut tapi tentunya bukan karena kura-kura nya cepat berlari tapi karena kesembongan dari kelinci.
Sebelum kita mendengarkan cerita hari ini kita akan bermain sebuah games terlebih dahulu.
Games : bergerak ketika ada musik.
Mainkan lagu atau musik dan ajaklah anak-anak untuk melakukan gerakan bebas apa saja tetapi ketika musik berhenti anak-anak harus berhenti disaat itu juga, tidak boleh merubah posisi. Berikan jeda waktu yang agak lama supaya anak-anak merasakan kesan atau rasa menunggu.
Tambahan games : jika merubah posisi misal ketika lagu berhenti seharusnya tangannya diangkat ke atas tapi oleh anak-anak diturunkan tangannya mereka akan tereliminasi sampai sisa 2 anak saja.
Bagaimana rasanya ketika menunggu lagu dimainkan apakah menyenangkan? Atau tidak? Atau melelahkan atau capek? Apalagi ketika kita pada posisi tubuh atau kaki atau tangan yang tidak, pas tentunya akan sangat melelahkan. Pernahkan kalian merasa capek atau bosan ketika menunggu sesuatu? Misal menunggu makanan datang ketika kita sedang sangat lapar, menunggu teman atau siapaun yang sudah janjian dengan kalian tapi ga datang-datang atau menunggu hadiah atau barang yang sudah dijanjikan oleh orangtua kalian?
Menunggu itu bisa jadi sangat tidak menyenangkan apalagi ketika kita menunggu sesuatu atau hal yang sangat kita inginkan. Hari ini kita akan mendengar cerita tentang seseorang yang sangat sabar menunggu janji Tuhan meskipun kelihatnnya Tuhan sedang tidak melakukan sesuatu.
Cerita : Abraham menunggu janji Tuhan – Ishak lahir
Abram berusia 75 tahun pada waktu Tuhan memanggil dia keluar dari tanah kelahirannya.
TUHAN berkata kepada Abram, "Tinggalkanlah negerimu, kaum keluargamu dan rumah ayahmu, lalu pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan memberikan kepadamu keturunan yang banyak dan mereka akan menjadi bangsa yang besar. Aku akan memberkati engkau dan membuat namamu masyhur, sehingga engkau akan menjadi berkat.Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan karena engkau Aku akan memberkati semua bangsa di bumi."Abram berusia tujuh puluh lima tahun ketika ia meninggalkan Haran, sesuai dengan perintah TUHAN kepadanya. Abram berangkat ke tanah Kanaan bersama-sama dengan Sarai istrinya, dan Lot kemanakannya, dan segala harta benda serta hamba-hamba yang mereka peroleh di Haran. Setelah mereka tiba di Kanaan, Abram menjelajahi tanah itu sampai ia tiba di pohon keramat di More, yaitu tempat ibadat di Sikhem. (Pada masa itu orang Kanaan masih mendiami tanah itu.) TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berkata kepadanya, "Inilah negeri yang akan Kuberikan kepada keturunanmu." Lalu Abram mendirikan sebuah mezbah di situ untuk TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.Setelah itu ia meneruskan perjalanannya ke selatan, ke daerah berbukit di sebelah timur kota Betel, dan berkemah di antara Betel dan kota Ai: Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur. Juga di situ ia mendirikan mezbah dan menyembah TUHAN. Kemudian ia meneruskan lagi perjalanannya dari satu tempat ke tempat berikutnya, menuju ke bagian selatan tanah Kanaan.
Janji Tuhan kepada Abram.
Tetapi Abram berkata, "TUHAN Yang Mahatinggi, TUHAN tidak memberikan anak kepada saya. Orang yang akan mewarisi harta saya hanyalah Eliezer, hamba saya dari Damsyik. Jadi apa gunanya TUHAN memberi upah kepada saya?" Kemudian Abram mendengar TUHAN berkata lagi kepadanya, "Bukan hambamu yang akan menjadi ahli warismu, melainkan anak laki-lakimu sendiri." TUHAN membawa Abram ke luar lalu berkata kepadanya, "Pandanglah langit, dan cobalah menghitung bintang-bintang; engkau akan mempunyai keturunan sebanyak bintang-bintang itu." Abram percaya kepada TUHAN, dan karena itu TUHAN menerima dia sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya.
Abram berusia 99 tahun pada waktu Tuhan akan menyatakan janjiNya.
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berkata, "Akulah Allah Yang Mahakuasa. Taatilah Aku dan lakukanlah kehendak-Ku selalu. Aku akan mengikat perjanjian denganmu dan memberikan kepadamu keturunan yang banyak." Lalu sujudlah Abram, kemudian Allah berkata, "Inilah perjanjian yang Kubuat dengan engkau: Aku berjanji bahwa engkau akan menjadi bapak leluhur banyak bangsa. Oleh karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham. Aku akan memberikan kepadamu banyak anak cucu, dan di antara mereka akan ada yang menjadi raja-raja. Keturunanmu akan begitu banyak, sehingga mereka akan menjadi bangsa-bangsa.Aku akan memenuhi janji-Ku kepadamu dan kepada keturunanmu, turun-temurun, dan perjanjian itu kekal. Aku akan menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Aku akan memberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, tanah ini, yang sekarang engkau diami sebagai orang asing. Seluruh tanah Kanaan akan menjadi milik anak cucumu untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadi Allah mereka."
Kemudian Allah berkata kepada Abraham, "Engkau jangan lagi memanggil istrimu Sarai; mulai sekarang namanya Sara. Aku akan memberkatinya dan ia akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan Kuberikan kepadamu. Ya, Aku akan memberkati Sara, dan ia akan menjadi ibu leluhur bangsa-bangsa. Di antara keturunannya akan ada raja-raja." Lalu sujudlah Abraham, tetapi ia tertawa ketika berpikir, "Mana mungkin seorang laki-laki yang sudah berumur seratus tahun mendapat anak? Mana mungkin Sara melahirkan pada usia sembilan puluh tahun?" Lalu berkatalah ia kepada Allah, "Sebaiknya Ismael saja yang menjadi ahli waris saya." Tetapi Allah berkata, "Tidak. Sara istrimu akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakannya Ishak. Aku akan setia kepada perjanjian-Ku dengan anak itu dan dengan keturunannya untuk selama-lamanya. Perjanjian itu kekal.Tetapi Aku mengabulkan juga permohonanmu mengenai Ismael. Karena itu dia akan Kuberkati dan Kuberi keturunan yang banyak. Ia akan menjadi leluhur dua belas kepala suku, dan keturunannya akan Kujadikan suatu bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuikat dengan Ishak, anakmu yang akan dilahirkan oleh Sara, tahun depan kira-kira pada waktu seperti ini." Setelah selesai berkata begitu, Allah meninggalkan Abraham.
Pada hari itu juga, Abraham mentaati Allah dan menyunatkan Ismael anaknya, dan semua orang laki-laki dalam rumahnya, termasuk para hamba yang lahir dalam rumahnya maupun yang dibelinya. Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika ia disunat dan Ismael anaknya, berumur tiga belas tahun. Mereka disunat pada hari yang sama, bersama-sama dengan semua hamba Abraham.
Tuhan menyatakan janjiNya kepada Abraham.
TUHAN memberkati Sara, seperti yang telah dijanjikan-Nya. Pada waktu yang telah ditentukan Allah, ketika Abraham sudah tua, mengandunglah Sara lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Abraham menamakan anak itu Ishak; dan ketika Ishak berumur delapan hari, Abraham menyunatnya, sesuai dengan perintah Allah. Abraham berusia seratus tahun ketika Ishak lahir. Sara berkata, "Allah telah membuat saya tertawa karena gembira. Setiap orang yang mendengar hal ini akan tertawa gembira bersama saya." Kemudian ditambahkannya, "Siapa tadinya dapat mengatakan kepada suami saya bahwa saya akan menyusui anak? Namun saya telah melahirkan juga walaupun suami saya sudah tua sekali."
Penutup
Kalau dihitung-hitung Abraham dan Sara menunggu janji Tuhan selama sekitar 25 tahun. Wow!!! Waktu yang sangat lama sekali ya untuk menunggu, kita saja kalau menunggu makanan 25 menit saja ketika kita sangat lapar pasti kita sudah marah-marah. Bayangkan kalau harus menunggu sebegitu lamanya, kira-kira masih bertahan atau kita sudah pergi meninggalkan siapapun atau apapun yang sedang kita tunggu.
Jika memungkinkan persiapkanlah kompor portable dan panci. Kita akan memasak makanan (seperti indomie atau pop mie) dan sediakan juga makanan yang memasaknya lebih ribet misal nasi goreng atau mie goreng yang memerlukan proses yang lebih lama. Tapi untuk nasi goreng atau mie goreng ini sudah ready ya tidak dimasak di lokasi.
Sambil memasak coba tanyakan kepada anak-anak proses pembuatannya membutuhkan waktu berapa lama? Sekitar 15-20 menit lama atau cepat? Sedangkan untuk masak nasi goreng atau mie goreng yang sudah jadi tadi membutuhkan waktu lebih panjang karena perlu potong bawang-bawang, membuat bumbunya terlebih dahulu, lalu potong ayamnya, dll dsb. (saya kurang paham karena ga begitu bisa masak mungkin bisa dipelajari dulu di youtube). Intinya kita mau menunjukkan kepada anak-anak perlu proses untuk menjadikan sesuatu begitu juga dengan kehidupan kita, ketika hidup kita mau dijadikan sesuatu oleh Tuhan kita juga perlu bersabar untuk menunggu proses yang Tuhan persiapkan atau sediakan bagi kita.
Activity
https://www.inmyworld.com.au/sunday-school-promises-abraham/
https://christianpreschoolprintables.com/abraham-bible-printables/
Semoga bisa menolong dan jika ada hal yang perlu ditanyakan bisa menghubungi melalui email.
God Bless You All.
Felicia Mayasari
Felicia--펠리시아
✉️ : felicia.mayasari@gmail.com
IG : @feliciamayasari
✉️ : felicia.mayasari@gmail.com
IG : @feliciamayasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar