Tujuan : Anak-anak belajar pentingnya mempunyai teman yang baik, bukan sekedar teman baik atau best friend tapi teman yang bisa memberikan pengaruh yang baik.
Super Kebenaran : Everyone need best friend.
Ayat Hafalan : Amsal 18:24 (BIS)
Ada sahabat yang tidak setia, ada pula yang lebih akrab dari saudara.
Ayat Penuntun : 1 Samuel 18:1-5; 19:1-7; 20
Pembuka
Di tahun 2020 ini tema besar kita adalah “I AM AWESOME!!” dan di tahun 2020 ini sepanjang tahun kita akan membahas dengan menggunakan binatang atau hewan. Dan di bulan Januari dan Februari ini temanya adalah PETS WORLD atau hewan peliharaan.
Minggu pertama kita sudah membahas tentang hewan peliharaan anjing yang mempunyai kelebihan yaitu setia, minggu lalu kita membahas tentang keledai Bileam yang melalui keledai itu Bileam dan kita sama-sama mengerti bahwa melakukan kehendak Tuhan itu adalah salah satu hal BIJAK yang bisa kita lakukan. Nah, hari ini kita akan membahas tentang kelinci. Kalau ada yang punya boleh dibawa kelincinya tapi kalau tidak mungkin bisa berupa boneka atau kalau tidak punya bonekanya bisa sediakan gambar juga boleh.
Kelinci adalah hewan sosial yang sangat penyayang, yang berarti mereka tidak hanya suka menghabiskan waktu bersama manusia tapi mereka sangat membutuhkannya. Tanpa interaksi manusia, kelinci bisa bosan, bahkan sampai merasa kesepian dan tertekan. Meskipun bermain dapat mengurangi kebosanan mereka, tapi mereka masih membutuhkan perhatian dan interaksi dengan manusia. Selain itu, kelinci juga senang memiliki kelinci lain sebagai teman.
Kita akan masuk ke dalam cerita hari ini yang juga membahas tentang teman atau sahabat.
Cerita : Daud dan Yonathan
Setelah Saul dan Daud selesai bercakap-cakap, Daud diangkat oleh Saul menjadi pegawainya dan sejak hari itu ia tidak diizinkan pulang ke rumah orang tuanya. Yonatan putra Saul, telah mendengar percakapan itu. Ia merasa tertarik juga kepada Daud, dan mengasihinya seperti dirinya sendiri. Karena itu Yonatan bersumpah akan bersahabat dengan Daud selama-lamanya. Yonatan menanggalkan jubahnya lalu diberikannya kepada Daud, juga pakaian perangnya serta pedangnya, busurnya dan ikat pinggangnya. Daud melaksanakan dengan baik segala tugas yang diberikan Saul kepadanya. Sebab itu ia diangkat oleh Saul menjadi perwira dalam tentaranya, dan Daud disukai oleh semua prajurit serta oleh para hamba Saul.
Saul mengatakan kepada Yonatan putranya, dan kepada semua pegawainya bahwa ia hendak membunuh Daud. Tetapi Yonatan sangat sayang kepada Daud, karena itu ia berkata kepadanya, "Ayahku berusaha membunuhmu; jadi hati-hatilah! Bersembunyilah besok pagi di suatu tempat rahasia, dan tinggallah di situ. Aku akan pergi ke padang bersama dengan ayahku dan berdiri di dekat tempat engkau bersembunyi itu. Lalu aku akan berbicara dengan beliau mengenai maksud beliau terhadapmu, dan hasil pembicaraan itu akan kuberitahukan kepadamu." Lalu Yonatan mengatakan yang baik tentang Daud kepada Saul, katanya, "Ayah, janganlah Ayah mencelakakan hambamu Daud. Sebab ia tidak berbuat kesalahan apa-apa terhadap Ayah; malahan sebaliknya, ia telah sangat berjasa kepada Ayah. Ia telah mempertaruhkan nyawanya ketika membunuh Goliat, dan TUHAN telah memberikan kemenangan besar kepada Israel melalui dia. Ayah sendiri telah melihat kejadian itu, dan Ayah gembira pada waktu itu. Jadi, mengapa sekarang Ayah hendak menganiaya orang yang tidak bersalah dan mau membunuh Daud tanpa alasan apa pun?" Saul menjadi insaf oleh kata-kata Yonatan, dan ia bersumpah demi nama TUHAN bahwa Daud tidak akan dibunuhnya. Setelah itu Yonatan memanggil Daud, dan menceritakan semua percakapan tadi. Kemudian ia membawa Daud kepada Saul, dan Daud melayani dia seperti dahulu.
Maka larilah Daud dari Nayot dekat Rama dan pergi menemui Yonatan, lalu bertanya, "Apa salahku? Kejahatan apa yang telah kulakukan dan apa dosaku terhadap ayahmu sehingga ia mau membunuhku?"
Jawab Yonatan, "Jangan berkata begitu! Demi TUHAN, engkau tidak akan dibunuh. Ayahku selalu memberitahukan segala rencananya kepadaku, baik yang penting, maupun yang tidak. Jadi tidak mungkin beliau merahasiakan maksudnya itu terhadap aku. Sebab itu, apa yang kaukatakan itu tidak benar!" Daud menjawab, "Ayahmu tahu benar bahwa engkau sayang kepadaku. Jadi pastilah ia tidak mau memberitahukan hal itu kepadamu supaya engkau jangan sedih. Bagaimanapun juga, demi TUHAN yang hidup, sesungguhnyalah hidupku bagaikan telur di ujung tanduk!" Lalu berkatalah Yonatan, "Apa saja yang kauminta akan kulakukan."
Daud menjawab, "Begini, besok adalah Pesta Bulan Baru, dan seharusnya aku makan bersama-sama dengan baginda. Tetapi jika engkau setuju, aku akan pergi dan bersembunyi di padang sampai lusa malam. Jika ayahmu menanyakan mengapa aku tidak hadir, katakanlah kepada beliau, bahwa aku telah memohon izin darimu untuk segera pulang ke Betlehem, karena di sana diadakan upacara kurban tahunan bagi seluruh keluargaku. Jika raja berkata, 'Baiklah,' maka aku akan aman, tetapi jika beliau marah, ketahuilah bahwa beliau sudah mengambil keputusan untuk mencelakakan aku. Aku minta pertolonganmu, karena kita telah mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Namun jika aku bersalah, bunuhlah aku, tetapi janganlah kauserahkan aku kepada ayahmu."
Jawab Yonatan, "Jangan khawatir! Jika aku tahu dengan pasti bahwa ayahku telah bertekad untuk mencelakakanmu, tentulah akan kuberitahukan kepadamu." Kemudian Daud bertanya, "Siapakah yang akan memberitahukan kepadaku seandainya ayahmu menjawabmu dengan geram?" "Marilah kita pergi ke padang," kata Yonatan. Maka pergilah mereka bersama-sama ke padang.
Lalu Yonatan berkata kepada Daud, "Semoga TUHAN, Allah Israel menjadi saksi kita! Besok pagi atau lusa kira-kira pada waktu seperti sekarang ini, aku akan berusaha mengetahui isi hati ayahku. Jika ia bersikap baik terhadapmu, aku akan mengirim kabar kepadamu. Jika ia berniat mencelakakanmu, pasti akan kuberitahukan kepadamu juga supaya engkau dapat menyelamatkan dirimu. Semoga TUHAN membunuhku kalau hal itu tidak kulakukan. Mudah-mudahan TUHAN menolongmu seperti dia telah ditolongnya juga! Dan jika aku masih hidup, ingatlah perjanjian kita di hadapan TUHAN dan setialah kepadaku; tetapi jika aku sudah tiada, tunjukkanlah kesetiaanmu kepada keturunanku untuk selama-lamanya. Dan apabila TUHAN membinasakan semua musuhmu, janganlah perjanjian antara kita berdua terputus. Jika sampai terputus, Tuhanlah yang akan menghukummu."
Jadi untuk kedua kalinya Yonatan menyuruh Daud berjanji akan mengasihi dia, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. Kemudian berkatalah Yonatan kepadanya, "Besok Pesta Bulan Baru. Pasti akan ketahuan bahwa engkau tidak hadir, sebab tempatmu kosong pada meja makan; apalagi lusa! Sebab itu, pergilah ke tempat persembunyianmu yang dahulu itu, dan tunggulah di belakang timbunan batu di situ. Lusa aku akan melepaskan tiga anak panah ke arah batu itu, seakan-akan membidik sasaran. Lalu akan kusuruh budakku memungut panah-panah itu, dan jika aku berkata kepadanya, 'Ai, panah itu lebih dekat lagi ke mari; ambillah,' itu berarti bahwa engkau aman dan boleh keluar. Aku bersumpah demi TUHAN yang hidup bahwa engkau tidak dalam bahaya apa pun. Tetapi jika aku berkata kepada budakku, 'Ai, panah itu lebih jauh lagi ke sana,' itu berarti TUHAN menyuruh engkau pergi; jadi pergilah. Semoga TUHAN menjaga agar kita selamanya memegang perjanjian antara kita berdua."
Maka bersembunyilah Daud di padang. Pada Pesta Bulan Baru, Raja Saul datang ke perjamuan. Seperti biasanya dia duduk dekat dinding; Yonatan mengambil tempat di hadapannya, Abner di sebelah Saul, tetapi kursi Daud tetap kosong. Tetapi Saul tidak menyinggung keadaan itu pada hari itu, sebab pikirnya, "Barangkali ia mengalami sesuatu hal, sehingga ia tidak bersih menurut agama." Pada hari berikutnya, yaitu hari kedua Bulan Baru, kursi Daud masih kosong juga, lalu bertanyalah Saul kepada Yonatan, "Mengapa kemarin dan hari ini Daud tidak hadir pada perjamuan?" Yonatan menjawab, "Ia telah minta izin kepadaku untuk pergi ke Betlehem. Katanya, 'Izinkanlah aku pergi, karena keluargaku sedang merayakan pesta kurban di Betlehem, dan aku disuruh datang oleh abangku. Sebab itu, jika kauizinkan, biar aku pergi untuk bertemu dengan sanak saudaraku.' Itulah sebabnya ia tidak hadir pada perjamuan ini, Ayah."
Mendengar itu Saul menjadi marah sekali kepada Yonatan dan berkata kepadanya, "Anak haram jadah! Sekarang aku tahu bahwa engkau memihak kepada Daud dan membuat malu dirimu serta ibumu! Tidak sadarkah engkau bahwa selama Daud hidup engkau tidak akan mungkin menjadi raja atas negeri ini? Sekarang suruhlah orang mencari dia dan membawanya kemari, sebab dia harus mati!"
Maka jawab Yonatan, "Mengapa ia harus mati? Dosanya apa?" Mendengar itu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan hendak membunuhnya. Maka tahulah Yonatan bahwa ayahnya memang sungguh-sungguh berniat hendak membunuh Daud. Dengan marah sekali Yonatan meninggalkan meja perjamuan dan ia tidak makan apa-apa pada hari kedua Pesta Bulan Baru itu. Ia sangat prihatin memikirkan Daud yang telah dihina oleh Saul ayahnya.
Keesokan harinya Yonatan pergi ke padang untuk bertemu dengan Daud seperti yang telah mereka rencanakan bersama. Ia membawa seorang anak laki-laki, budaknya, lalu berkata kepadanya, "Ayo, pungutlah panah-panah yang akan kupanahkan." Sedang anak itu berlari, Yonatan memanahkan sebuah panah melewati anak itu. Ketika anak itu sampai ke tempat jatuhnya panah itu, Yonatan berseru kepadanya, "Ai, panah itu lebih jauh lagi ke sana! Cepat sedikit, jangan melamun!" Anak itu memungut panah itu dan kembali kepada tuannya. Ia sama sekali tidak mengerti maksud kata-kata Yonatan itu, hanya Yonatan dengan Daudlah yang mengerti. Kemudian Yonatan memberikan alat pemanahnya kepada anak itu dan menyuruh dia kembali ke kota.
Setelah anak itu pergi, Daud keluar dari belakang timbunan batu itu, lalu sujud tiga kali. Baik dia maupun Yonatan, kedua-duanya menangis ketika mereka saling berciuman. Kesedihan Daud lebih besar daripada kesedihan Yonatan. Kemudian berkatalah Yonatan kepada Daud, "Semoga Allah menolongmu. TUHAN akan menjamin bahwa kita dan keturunan kita selalu memegang perjanjian kita berdua di hadapan Allah." Setelah itu pergilah Daud, dan Yonatan pun pulang ke kota.
Penutup
Dalam sebuah penelitian dikatakan kelinci adalah makhluk yang kompleks secara sosial, psikologis, dan fisiologis. Mereka membutuhkan banyak perhatian dan pengawasan khusus. Dan ternyata salah satu cara merawat kelinci dengan baik agar berumur panjang adalah tidak membiarkannya hidup sendirian. Kelinci adalah hewan sosial dan sebagian besar akan jauh lebih bahagia ketika memiliki teman walaupun hanya satu atau dua daripada hidup sendiri.
Cerita Alkitab hari ini juga menunjukkan tentang sebuah pertemanan. Dan ternyata kita sebagai manusia juga adalah makhluk sosial yang artinya kita membutuhkan teman atau orang lain berada di sekitar kita. Ketika kita masih baby kita memerlukan bantuan dari papa mama kakek nenek kakak om tante dan juga babysitter. Ketika kita sudah mulai agak besar mungkin 3-5 tahun kita membutuhkan bantuan dari guru sekolah, guru les, pelatih, guru sekolah minggu. Ketika kita sudah lebih besar lagi dan sudah bisa berkomunikasi atau berbicara dengan baik dan lancar kita perlu punya teman baik di sekolah, di gereja, di tempat les. Begitu seterusnya sampai kita remaja, dewasa dan sudah tua.
Kita juga perlu mengerti dan tahu bahwa teman boleh berteman dengan siapa saja kita tidak boleh pilih yang lebih tinggi, lebih gendut, lebih kaya, lebih hitam, lebih panjang rambutnya atau apapun. Tapi yang perlu kita ingat dan perhatikan ketika kita memilih teman adalah teman yang menolong kita untuk berbuat kebaikan.
Teman yang mengingatkan kalau kita berbuat salah, teman yang melarang kita berbuat curang, teman yang melerai ketika kita akan bertengkar.Activity
https://sundayschoolzone.com/bible-story/david-and-jonathan/
http://www.biblewise.com/kids/fun/jonathan-david.php
Semoga bisa menolong dan jika ada hal yang perlu ditanyakan bisa menghubungi melalui email.
God Bless You All.
Felicia Mayasari
Felicia--펠리시아
✉️ : felicia.mayasari@gmail.com
IG : @feliciamayasari
✉️ : felicia.mayasari@gmail.com
IG : @feliciamayasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar