Rabu, 01 Januari 2020

DOG - Faithfulness - RUTH


Tujuan : Anak-anak belajar pentingnya untuk tetap setia kepada Tuhan yang artinya adalah tetap berusaha untuk mengasihi Tuhan sampai mereka remaja lalu menjadi dewasa bahkan sampai mereka tua.
Super Kebenaran : I want to be loyal to God.
Ayat Hafalan : 2 Timotius 2:13 (BIS)
Kalau kita tidak setia, Ia tetap setia, sebab tak dapat Ia bertentangan dengan diri-Nya sendiri.
Ayat Penuntun : Rut 1-2

Pembuka
Di tahun 2020 ini tema besar kita adalah “I AM AWESOME!!” dan di tahun 2020 ini sepanjang tahun kita akan membahas dengan menggunakan binatang atau hewan. Dan di bulan Januari dan Februari ini temanya adalah PETS WORLD atau hewan peliharaan.

Cerita kisah nyata tentang seekor anjing bernama Hachiko.
Kesetiaan yang dia tunjukkan bahkan sanggup melampaui harapan manusia terhadap hewan peliharaan. Ya, kesetiaan dan rasa sayang Hachiko pada majikannya seakan tak mengenal waktu. Dan itu jadi awal mula penantian panjang yang sanggup menyentuh hati orang-orang yang mendengar kisahnya.
Saat itu adalah tahun 1920-an, ketika Eisaburo Ueno memantapkan hatinya untuk memelihara anak anjing jenis Akita Inu. Sayangnya pada masa itu, jenis anjing lokal Akita Inu cukup sulit didapatkan. Tapi pria yang menjabat sebagai profesor di Universitas Tokyo itu tak putus asa. Ia mencari ke berbagai daerah di Jepang, sebelum akhirnya pada tahun 1924, Ueno menemukan “jodohnya” saat menelusuri Odate. Di sanalah ia mendapatkan seekor anak anjing Akita Inu berumur satu tahun yang sehat. Tapi setelah diperhatikan, kaki anjing itu terlihat agak bengkok seperti angka 8 dalam kanji (hachi). Itulah alasan kenapa sang anjing diberi nama Hachiko.
Pertemuan mereka layaknya cinta pada pandangan pertama. Rasa sayang Ueno dibalas Hachiko dengan rasa hormat dan pengabdian yang tulus. Seiring berjalannya waktu, Hachiko tumbuh menjadi anjing yang lebih besar dan kuat. Beruntung ia dirawat layaknya anak kandung yang dibesarkan oleh ayahnya sendiri. Ueno tak segan berbagi ruangan dan makanan dengan Hachiko, dan kedua teman sejati itu selalu bersama ke mana pun Ueno pergi. Saking dekatnya hubungan Hachiko dengan majikannya, Hachiko jadi punya kebiasaan yang unik. Setiap pagi, Hachiko mengantar Ueno menuju Stasiun Shibuya untuk berangkat kerja. Sementara setiap menjelang malam hari, Hachiko akan kembali lagi ke stasiun untuk menjemput majikannya yang baru pulang kerja. Kebiasaan Hachiko mengantar jemput Ueno berlangsung hampir selama dua tahun berturut-turut. Hingga suatu hari, Ueno tak pernah kembali lagi setelah berangkat kerja, meski Hachiko menunggunya seperti biasa di stasiun.

Ternyata saat sedang mengajar di Universitas Tokyo, Ueno terkena serangan jantung yang merenggut nyawanya. Setelah itu, istri Ueno yang tak mampu merawat Hachiko seperti yang dilakukan suaminya, terpaksa menyerahkan Hachiko ke orang lain. Beruntung di keluarga barunya, Hachiko dirawat dan diperlakukan sebagaimana mestinya.
Tapi tanpa diduga, setiap hari Hachiko selalu “kabur” ke Stasiun Shibuya, demi mencari wajah Ueno di antara orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar stasiun. Ia selalu kembali ke stasiun dan menunggu selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, di waktu dan tempat yang sama, di mana kereta yang dulu biasa ditumpangi Ueno memasuki stasiun.
Tahun pertama penantian Hachiko adalah masa-masa yang paling berat. Kemunculannya di stasiun setiap hari mulai membuat para pegawai stasiun resah. Mereka mencurigai Hachiko sebagai anjing liar yang bisa mengganggu keselamatan para penumpang kereta. Tak heran jika saat itu para pegawai kerap mengejar anjing malang itu dan menggiringnya ke luar stasiun. Tapi Hachiko tetap kembali lagi untuk menunggu kepulangan Ueno.
Seorang jurnalis yang kebetulan mantan murid Ueno, akhirnya merasa penasaran dengan anjing yang setiap hari selalu dilihatnya di stasiun. Kemudian suatu hari di tahun 1932, jurnalis itu memutuskan untuk membuntuti Hachiko dari belakang. Ia ingin tahu siapa pemilik Hachiko, dan mengapa anjing itu selalu datang ke Stasiun Shibuya setiap hari selama bertahun-tahun. Akhirnya jurnalis itu tiba di rumah seorang tukang kebun sekaligus majikan baru Hachiko, Kuzaburo Kobayashi.
Kobayashi menceritakan dengan gamblang kisah Hachiko dan Ueno pada jurnalis tersebut. Tak lama kemudian, artikel yang menceritakan kesetiaan Hachiko terhadap majikannya mulai bermunculan di surat kabar bergengsi di Jepang. Sejak saat itu pula Hachiko menjadi anjing yang terkenal karena kisahnya sanggup menginspirasi masyarakat Jepang. Hachiko pun seringkali jadi bahan pembicaraan selebriti.
Orang-orang mulai memanggil Hachiko dengan sebutan Chuken-Hachiko yang artinya Hachiko anjing yang setia. Di tahun 1934, sebuah patung penghormatan bagi Hachiko pun dibangun di depan Stasiun Shibuya. Lucunya, pada saat acara peresmian patung tersebut, Hachiko ikut hadir sebagai bintang tamu.
Setelah penantian yang panjang, akhirnya Hachiko yang sudah tua meninggal di tahun 1935 di Stasiun Shibuya. Bahkan sampai akhir hayatnya, ia masih berharap bisa melihat wajah Eisaburo Ueno yang merupakan sahabat terbaiknya. Selepas kematiannya, Hachiko dikubur tepat di samping makam Ueno yang terletak di Aoyama, Tokyo.
Sosok Hachiko memang sudah menjadi kenangan, tapi ceritanya mampu bertahan dan menyentuh hati orang-orang di seluruh dunia. Tak heran dalam beberapa dekade selanjutnya, banyak penulis dan sutradara yang mengangkat kisah Hachiko ke dalam karya novel maupun film.

Ceritakan dengan singkat saja kalau terlalu panjang mungkin untuk membantu bisa dengan mencari gambar atau jika memungkinkan video tentang anjing Hachiko ini yang saya yakin pasti ada dan banyak di youtube.


Cerita : Rut dan Naomi
Pada zaman dahulu sebelum Israel mempunyai seorang raja, negeri Kanaan tertimpa bencana kelaparan. Pada waktu itu ada seorang laki-laki bernama Elimelekh. Ia dari kaum Efrata, dan tinggal di Betlehem di wilayah Yehuda. Karena bencana kelaparan itu, maka ia pergi ke negeri Moab bersama istrinya, Naomi, dan kedua anaknya yang laki-laki: Mahlon dan Kilyon. Lalu mereka tinggal di sana. Ketika mereka masih di sana, Elimelekh meninggal. Maka tinggallah Naomi bersama kedua anaknya. Kedua anaknya itu menikah dengan gadis-gadis Moab, yang bernama Orpa dan Rut. Sepuluh tahun kemudian, kedua anak lelaki Naomi itu, meninggal pula, sehingga Naomi kehilangan baik suaminya maupun kedua anaknya. Beberapa waktu kemudian Naomi mendengar bahwa TUHAN telah memberkati umat Israel dengan hasil panen yang baik. Karena itu Naomi dengan kedua menantunya berkemas untuk meninggalkan Moab.
Mereka berangkat bersama-sama pulang ke Yehuda. Di tengah jalan Naomi berkata kepada kedua menantunya itu, "Kalian pulang saja ke rumah ibumu. Semoga TUHAN baik terhadap kalian seperti kalian pun baik terhadap saya dan terhadap mereka yang telah meninggal itu.Semoga TUHAN berkenan memberikan jodoh kepada kalian supaya kalian berumah tangga lagi." Setelah mengatakan demikian, Naomi pamit kepada mereka dan mencium mereka. Tetapi Orpa dan Rut menangis keras-keras, dan berkata kepada Naomi, "Tidak, Bu! Kami ikut bersama Ibu pergi kepada bangsa Ibu."
"Jangan, nak!" jawab Naomi, "kalian lebih baik pulang. Untuk apa kalian ikut dengan saya? Bukankah saya tak bisa lagi melahirkan anak untuk menjadi suamimu? Pulanglah, nak, sebab saya sudah terlalu tua untuk menikah lagi. Dan seandainya masih ada juga harapan bagi saya untuk menikah malam ini juga dan mendapat anak laki-laki, apakah kalian mau menunggu sampai mereka besar? Masakan karena hal itu kalian tidak menikah dengan orang lain? Tidak, anakku, janganlah begitu! Saya merasa sedih akan apa yang kalian harus alami karena hukuman TUHAN kepada saya."
Rut dan Orpa menangis lagi keras-keras kemudian Orpa pamit sambil mencium ibu mertuanya lalu ia pun pulang. Tetapi Rut tidak mau berpisah dari ibu mertuanya itu.Berkatalah Naomi kepadanya, "Rut, lihatlah! Iparmu sudah pulang kepada bangsanya dan kepada dewa-dewanya. Pergilah kau juga, nak, ikutilah dia pulang!" Tetapi Rut menjawab, "Ibu, janganlah Ibu menyuruh saya pulang dan meninggalkan Ibu! Saya mau ikut bersama Ibu. Ke mana pun Ibu pergi, ke situlah saya pergi. Di mana pun Ibu tinggal, di situ juga saya mau tinggal. Bangsa Ibu, itu bangsa saya. Allah yang Ibu sembah, akan saya sembah juga.
Di mana pun Ibu meninggal, di situ juga saya mau meninggal dan dikuburkan. TUHAN kiranya menghukum saya seberat-beratnya, jika saya mau berpisah dari Ibu, kecuali kematian memisahkan kita!" Naomi melihat bahwa Rut berkeras untuk ikut, jadi, ia tidak mengatakan apa-apa lagi.
Maka mereka meneruskan perjalanan sampai tiba di Betlehem. Begitu mereka tiba di sana, seluruh kota itu gempar. Para wanita di sana berkata, "Betulkah dia itu Naomi?" "Janganlah panggil saya Naomi," kata Naomi, "panggillah saja Mara, sebab Allah Yang Mahakuasa telah membiarkan saya hidup penuh dengan kepahitan. Ketika saya pergi dari sini saya berkecukupan, tetapi sekarang TUHAN membawa saya kembali dengan tangan kosong. Oleh sebab itu janganlah kalian menyebut saya Naomi lagi, karena TUHAN Yang Mahakuasa sudah menghukum saya dengan banyak penderitaan!" Demikianlah kisahnya bagaimana Naomi kembali dari Moab bersama Rut menantunya yang orang Moab itu. Mereka tiba di Betlehem pada permulaan musim panen gandum.

Penutup
Di awal cerita adalah cerita tentang kesetiaan seekor anjing kepada majikannya atau tuannya. Siapa yang mempunyai hewan peliharaan? Dalam sebuah penelitian memang ternyata hewan peliharaan yang paling setia itu adalah anjing. Jadi hari ini kita belajar kalau anjing saja terhadap manusia yang terkadang manusia bisa marah, menjengkelkan, mungkin kasar sama hewan peliharaannya tapi anjing itu bisa begitu setiap apalagi kita manusia terhadap Tuhan kita yang begitu baik kita mau sama-sama hari ini untuk belajar setia. Di awal tahun 2020 ini kita mau tuliskan sama-sama salah satu hal yang menjadi wishlist atau resolusi tahun 2020 kita hari ini adalah menjadi anak yang setia kepada Tuhan kita sampai nanti kita sudah jadi remaja, dewasa bahkan ketika kita sudah menjadi kakek atau nenek tua.

Jika memungkinkan sediakanlah balon helium yang cukup banyak mungkin 50-100 balon lalu ajaklah anak-anak untuk menuliskan wishlist atau resolusi di tahun 2020 hal-hal baik yang mereka ingin lakukan di tahun 2020 di atas kertas lalu kertas tesebut diikatkan ke balon helium dan diterbangkan bersama-sama di luar gedung.

Tulisannya bisa :
“I WANT TO BE AWESOME in School”
“I WANT TO BE more kind to my friends and family”
“I WANT TO BE more patience with my friends and family”
“I WANT TO BE better in my music lesson”

Bisa tulis satu atau beberapa wishlist atau resolusi.


Activity
https://truewaykids.com/ruth-bible-lesson/
http://krokotak.com/2019/08/wheat-kids-craft/





Semoga bisa menolong dan jika ada hal yang perlu ditanyakan bisa menghubungi melalui email.


God Bless You All.


Felicia Mayasari
Felicia--펠리시아
✉️ : felicia.mayasari@gmail.com
IG : @feliciamayasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar